Benarkah Twitter Akan Mengembangkan Sayapnya Menuju Aplikasi Podcast?

Twitter telah berkembang jauh dari awalnya sosial media berbasis teks yang sederhana, hingga sekarang mereka mengupgrade layanan dengan format konten yang baru. Setelah memperkenalkan fitur Fleets yang mirip dengan Story (Instagram, Facebook, Snapchat), Twitter mulai mengkspansi dunia audio. Kabar terbaru mengatakan bahwa mereka siap melangkah lebih jauh dengan tab full-blown podcast.

Baca Juga:

Sebuah Eksperimen Baru dari Twitter

Hal ini bocor setelah Jane Manchun Wong membagikan beberapa screenshot tentang tab baru ini dan dia membagikannya di akun Twitter pribadinya. Ada sebuah ikon mikrofon di menu bawah Twitter yang sekilas nampaknya mengarah ke halaman Podcast ketika mengetuk ikon tersebut.

Sayangnya ketika diketuk hanya berisikan kanvas kosong, jadi belum jelas bagaimana Twitter akan mengintegrasikan layanannya dengan podcast. Entah nantinya podcast tersebut akan berdiri sendiri seperti aplikasi terpisah, atau akan digabungkan seperti fitur Spaces.

Kembali di tahun 2020, ketika itu aplikasi Clubhouse sedang meledak dan Twitter langsung memberi respon dengan membuat aplikasi Spaces. Untuk membangun fitur tersebut agar lebih sempurna, Twitter memutuskan untuk mengakusisi aplikasi podcast Breaker. Jadi, jika Twitter mengembangkan sayapnya ke sesi podcast maka hal ini menjadi masuk akal karena mereka sudah terlebih dahulu mengakusisi Breaker.

Spaces sendiri bentuknya tidak jauh berbeda dengan podcast kebanyakan. Dengan Spaces akan memungkinkan pengguna untuk membuat ruang obrolan dan merekam percakapan untuk didengarkan orang lain nantinya. Memang, rekaman tersebut hanya bertahan selama 30 hari, tetapi hal itu menjadikan bisa dibilang sebuah podcast sementara. Twitter dapat dengan mudah mengubahnya menjadi permanen, memungkinkan pengguna untuk memilih dan mendengarkan pilihan favorit mereka tanpa terburu-buru dan tidak takut waktunya habis.

Terlepas dari bagaimana tim pengembangan Twitter memilih untuk mengimplementasikan bagian podcast baru tersebut, tidak dapat disangkal bahwa mereka akan berhadapan langsung dengan platform podcast yang lebih mapan dan berpengalaman seperti Spotify dan Apple. Tentu saja, Twitter memiliki basis pengguna yang sangat besar dan bisa diandalkan, tetapi tidak sulit untuk membayangkan bahwa tidak setiap pengguna akan antusias dengan perkembangan yang dilakukan suatu platform, tidak terkecuali Twitter.

Para pemakai Twitter yang tradisional malah lebih menyukai Twitter “asli” dan cenderung tidak senang dengan inovasi baru yang dilakukan Twitter. Buktinya, kegagalan fitur Fleets yang berujung dinonaktifkannya fitur tersebut. Mungkin waktu yang akan memberi tahu apakah podcast terbukti menjadi tambahan yang lebih menarik atau malah sebaliknya.

Oke itu tadi berita seputar sosial media Twitter, semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu semuanya ya. Jika kamu ada saran tentang aplikasi dan game yang ingin dibahas, kamu bisa berkomentar pada kolom dibawah ya, terima kasih!.

Sumber

David James

Hobi nge game di pusat kebugaran, orang santuy yang terjebak di negara barbar

Post navigation