
Google kembali harus menghadapi gugatan antitrust dalam sebuah kasus yang diajukan oleh platform video pesaing, Rumble. Dalam persidangan di pengadilan federal pada Kamis minggu lalu, pengacara Rumble, Jack Stern, menyatakan bahwa begitu sebuah video YouTube ditempatkan di atas hasil pencarian, pesaing tidak akan mampu bersaing di beranda sistem Android. Menurut Stern, posisi YouTube yang dominan ini membuat pesaing kesulitan untuk mendapatkan eksposur.
Baca Juga:
- Samsung Galaxy S25 Series: Perubahan Bundling Kabel Charger yang Layak Untuk Disorot
- Evaluasi Fitur Tombol Dislike untuk Komentar di Instagram
Detail Kasus dan Statistik Terbaru

Menanggapi tuduhan tersebut, pengacara Google, John Schmidtlein, mengungkapkan statistik menarik bahwa kurang dari 1% tampilan di YouTube berasal dari klik pada tautan pencarian. Statistik ini, yang mungkin pertama kali diungkapkan secara publik oleh Google, menekankan bahwa mayoritas pengguna menemukan video secara langsung di YouTube, bukan melalui pencarian.
Meskipun pengadilan belum mengeluarkan putusan, hakim telah berjanji akan segera memutuskan, dan jika Rumble menang, persidangan akan dijadwalkan pada bulan Mei. Informasi yang terungkap dari kasus ini memberikan gambaran baru tentang bagaimana dominasi YouTube dalam hasil pencarian berdampak pada persaingan di industri video online.
Meskipun Google mengklaim bahwa pengaruh pencarian terhadap jumlah tampilan video sangat kecil, fakta bahwa kurang dari 1% tampilan berasal dari pencarian membuka perdebatan tentang seberapa besar peran algoritma pencarian dalam membentuk lanskap persaingan.
Kasus ini tidak hanya menjadi pertempuran hukum, tetapi juga menyuguhkan insight penting tentang cara pengguna menemukan konten di platform video. Bagaimana pendapat kamu tentang hal ini? apakah memang Google memonopoli industri video online ini?, atau malah sebaliknya?, tulis pendapat kamu pada kolom kometar dibawah ya!.
Oke, itu tadi berita seputar YouTube, semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu semuanya ya. Terima kasih!.