Pengen Berjaya di Pasar Indonesia? Ini yang Harus Dilakukan Nokia

NokiaNama Nokia di Indonesia telah melekat erat sebagai produsen smartphone dengan kualitas baik. Setelah melakukan comeback pada tahun 2017 lalu lini Nokia sebenarnya tidak buruk, namun Nokia masih terbuai dengan nama besarnya di masa lalu. Lini mid-end yang terlalu mahal dan keterlambatan masuk di pasar Indonesia membuat Nokia melewatkan hype comeback yang sempat ramai.

Sialnya, 3 tahun yang dilewatkan Nokia adalah tahun krusial smartphone di Indonesia. Oppo dan Vivo mendominasi, Xiaomi mengobrak abrik pasar, Samsung menjadi produk premium, Apple tak tergoyahkan, nama besar seperti Asus, Sony, LG, dan Motorola meredeup, tak lupa matinya Windows Phone. Nokia baru terjun saat laut sudah bergejolak hebat, kalau tidak menonjol, mereka akan lenyap tenggelam di dalam pasar.

https://twitter.com/tantai888/status/1029590014252863489

Nokia sudah memulai dengan benar, yaitu menarget pasar kelas menengah di pasar Indonesia. Namun spesifikasi yang ditawarkan Nokia pada Nokia 6 (2017) terlalu rendah. Memakai Snapdragon 430 di harga 3 jutaan merupakan hal yang bikin dahi berkerut. Bahkan bagi fanboy Xiaomi, harga itu merupakan dosa yang tak termaafkan.

Nokia memahaminya dengan meningkatkan spesifikasi menjadi SD 630 di tahun berikutnya. Namun pada tahun ini perang SD 63x terlalu ketat. Xiaomi dan Asus berperang di harga 2 jutaan, sedangkan Nokia 6.1 Plus masih ribet sendiri dengan TKDN. Orang yang sudah beli Redmi Note 5 Pro dan Max Pro M1 akan pikir-pikir kalau mau pindah ke 6.1 Plus. Memang, Nokia 6.1 Plus cukup cantik, tapi pilihan Nokia menggunakan poni tapi berdagu menyakiti hati banyak penggemar Nokia.

“Ih, ini penulisnya kok komplain aja sih, kasi solusi dong! Emang lu bisa desain smartphone?” Ya, ya, memang komentar seperti itulah tipikal netizen Indonesia. Saya juga tidak akan jawab ngeles ala selebtweet/selebgram “ini bukan masalah komplain, tapi la la la~”. Inilah desain yang saya buat jika saya adalah desainer Nokia dan cara saya memasarkannya di Indonesia.

Saya akan menggunakan strategi Pocophone F1, yaitu smartphone mid-end dengan prosesor flagship. Tak perlu prosesor flagship tahun ini, tahun lalu pun tidak masalah. Baterai 4000 mAh, RAM 4-6GB, IPS LCD. Kelemahan dari Poco adalah desainnya yang jelek banget. Ngapain pakai notch kalau punya dagu segede itu? adapter layar? Pindah ke atas! maksimalkan ruang kosong sebagai layar. Mi Mix aja bisa kok.

Mi Mix 2

Desain yang saya pilih adalah Fabula yang penuh warna, buat yang belum tahu apa itu Fabula silakan cek disini. Bahannya pakai polycarbonate/plastik yang penuh warna. iPhone selalu menjadi trendsetter merilis iPhone XR yang warna-warni. Jadi bisa diprediksi tahun depan trend smartphone warna-warni akan meledak. Dicap ikut-ikut iPhone? Hei, yang bikin trend warna-warni itu dari Nokia lho, sampai dulu iPhone ikut-ikutan bikin iPhone 5c. Sedangkan masalah sistem operasi, tetap pertahankan Android One.

Masalah layanan servis, gunakan yang sudah ada sekarang. Nanti saja kalau sudah sukses baru kembangkan lagi biar sampai ke pelosok seperti dulu. Masalah TKDN? Tak masalah jika sedikit terlambat, asal punya kelebihan yang benar-benar membedakan Nokia dengan smartphone lainnya. Karena ini masalahnya dengan aturan pemerintah dan saya tidak punya data yang lengkap mengenai aturan ini, saya tidak bisa berkata banyak. Tapi kalau bisa ya sesegera mungkin.

via phonearena

Kenapa saya tidak membahas kamera lebih dalam? Karena kualitas kamera bisa diatasi dengan software. Install Google Camera dan kualitas kamera akan meningkat drastis.  Inilah kenapa dual camera di smartphone kelas menengah hanya sekedar gimmick. Kalau memang perlu, sematkan juga fitur pencerah kulit buat menarik mata kaum hawa.

Kuncinya adalah prosesor flagship+nfc, desain cantik, sistem operasi yang ringan, potong fitur yang bikin mahal (gak perlu tahan air, gak perlu dual camera, gak perlu body kaca/metal, gak perlu OLED tapi tetap 1080p). Perkiraan saya harganya ada di kisaran 3,7-4,5 juta. Hasilnya adalah seperti ini:

Tagline iklannya:

“Kekuatan untuk pria dan cinta untuk wanita.” 

Bangun hype, kirim produk ke reviewer YouTube dan media massa. Buat masyarakat mengerti kenapa hp ini lebih baik daripada ‘Ovovivipar’. Urusan iklan, gunakan iklan yang menceritakan bagaimana Nokia menjadi cinta pertama banyak orang. Bangkitkan kenangan ketika pertama kali membeli handphone, dan handphone itu adalah Nokia. Tak lupa, akhiri iklan itu dengan Nokia Tune.

Saya bukan ahli marketing maupun analis hebat. Namun Nokia adalah perusahaan yang punya peran besar di dalam hidup saya. Saya hanya ingin melihat Nokia bisa bangkit dan kembali ke puncak persaingan smartphone. Bagaimana denganmu? Apakah kamu juga punya ide untuk Nokia di pasar Indonesia? Bagikan pendapatmu disini ya!

Ardan Legenda

Author dan Illustrator yang mencintai teknologi.

Post navigation