(Opini) Membedah Popularitas Stories di Sosial Media

Pasti diantara kita sudah menggunakan sosial media di kehidupan kita bukan?, dan pengalaman sosial media sekarang sedikit demi sedikit telah tergeser dari awalnya menghubungkan orang-orang dan menjadi lebih ke bisnis. Salah satu perimeter perubahan bisa dibilang adanya fitur stories yang sekarang marak sekali di jagat media sosial, lalu apa sih keistimewaan dari stories hingga para platform sosial media rame-rame mengganti pakem mereka?. Nah, aku akan mencoba mengupas tuntas tentang hal ini.

Baca Juga:

Sejarah Fitur Stories

Jika dilihat dari sejarahnya, Snapchat merupakan aplikasi media sosial pertama yang mulai memperkenalkan fitur story di platformnya. Snapchat mengeluarkan fitur stories ini pada tahun 2011 yang lalu, dan dengan cepat berkembangke seluruh dunia. Dengan konsep yang cukup unik ketika itu, dimana pesan atau gambar dikirim ke antar pengguna atau diposting ke akun mereka dan akan hancur dengan sendirinya.

Sisanya kita tahu bahwa sekarang hampir semua lini sosial media pun menyematkan fitur stories di dalam platformnya. Bahkan sosial media yang sangat resmi seperti Linkedln pun menyematkan fitur stories loh, Pinterest pun juga menjadi sosial media terbaru yang memberikan stories, hingga Twitter pun latah membuat sebuah stories yang dinamakan Fleet yang berakibat mendapatkan kritik-kritik tajam dari penggunanya. Akan tetapi hingga sekarang kepopularitasan dari stories belum tenggelam dan makin bersinar.

Apa Sih Stories itu?

Mungkin masih ada yang bingung tentang pengertian dari Stories, Stories adalah gambar atau video yang berbentuk full-screen vertical, dengan ditambah pilihan filter atau efek yang bisa dibagikan ke feed sosial media kamu selama 24 jam. Sesudah lewat batas waktu tersebut, maka stories tersebut tidak dapat diakses oleh teman ataupun followers kamu. Untuk sekarang, Stories hanya bisa di buat dan dilihat di perangkat mobile saja.

Meskipun Snapchat pertama kali yang membuat fitur ini, tetapi puncak popularitas dari stories didapatkan ketika fitur ini dimasukkan ke Instagram. Hingga sekarang, fitur stories ini sangat melekat di Instagram dan bisa dibilang trademark dari Instagram. Bisa jadi karena Instagram lebih berbasis gambar dan banyak anak muda yang di seluruh dunia memakainya sehingga ketenaran stories mencapai puncaknya.

Bagaimana Stories Mendominasi Sosial Media

Seperti yang dibahas diatas pembuatan fitur stories ini karena ingin memperluas kesuksesan Snaps yang menjadi signature dari Snapchat. Uniknya, dari tahun 2011 awal stories dirilis, booming stories terjadi di tahun 2016, di tahun 2016 tersebut Snapchat telah mendapatkan 150 juta pengguna harian secara aktif. Hal ini agaknya menjadi sebuah perhatian dari para pesaing dalam bisnis media sosial sehingga menjadi sebuah tren.

Instagram lalu memasukkan Stories di tahun yang sama, dan di tahun 2017 Facebook dan YouTube merilis versi stories mereka sendiri, Sedangkan WhatsApp dan Twitter bermasalah dengan penyebutan nama ketika merilis fitur stories ini, WhatsApp akhirnya merilis fitur stories yang dinamakan “Status” di tahun 2018, dan Twitter menamakannya Fleets di tahun 2020 kemarin.

Mengapa Stories Begitu Populer?

Jika ditelaah lebih jauh, sebenarnya karena fitur ini bersifat sementara maka tampaknya orang-orang ingin terus terlibat di dalamnya. Jika kamu ingin terus memantau dan mengetahui tentang peristiwa apa yang terjadi dengan pembuat konten favorit kamu, kamu harus mengetahui stories tersebut sebelum menghilang. Selain tambahan teks, stiker, filter, dan musik menjadi pemanis yang sangat baik ketika membuat sebuah stories.

Jangan lupa juga timer dan kebanyakan orang yang membuat stories merupakan anak-anak remaja yang memang terkadang mencoba beberapa filter dan ingin memamerkannya ke follower mereka secara temporer dan 24 jam ini adalah waktu yang sempurna.

Satu lagi, membuat stories justru lebih santai dan otentik, karena kamu tidak perlu pencahayaan atau sudut yang sempurna, karena foto atau video tersebut akan hilan selama sehari. Berbanding terbalik jika soal postingan biasa, terkadang repot mengatur semua hal untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Sosial Media Mana yang Efektif Menjalankan Stories?

Ini juga menjadi pembahasan yang sangat menarik, platform sosial media mana yang mampu memaksimalkan dan memakai Stories. Tapi hal ini juga menjadi sebuah permasalahan karena variabel jumlah pengguna aktif harian tiap-tiap media sosial berbeda-beda. Belum lagi setiap platform media sosial memiliki insight yang berbeda-beda dan beberapa media sosial tidak menjadikan Stories menjadi fitur utama.

Tetapi ada sebuah laporan yang dicatat oleh Statista yang mengklaim 500 juta akun WhatsApp menggunakan fitur Status tiap harinya. Angka tersebut adalah seperempat dari jumlah total pengguna WhatsApp dan dua kali lipat lebih banyak dari jumlah total pengguna Snapchat.

Contoh lain Facebook mempunyai 2 miliar pengguna, tetap hanya 300 juta yang menggunakan fitur stories. Sedangkan Instagram mencatat pemakaian 500 juta pemakaian stories dari jumlah total 1 miliar penggunanya (50%). Jika merujuk angka-angka ini, bisa disimpulkan Instagram lah yang terbaik jika membicarakan tentang stories.

Stories: Cara Berbagi yang Lebih Alami

Bisa disimpulkan stories ini cara yang bagus untuk berbagi update-update harian yang kecil, seperti hal-hal yang konyol, berkumpul bersama teman, dan beberapa hal-hal lain yang dalam hidup yang tidak perlu ditampilkan secara permanen di internet.

Jika dilihat dari sisi individu maupun dari sisi bisnis, kamu juga bisa berbagi tips atau sharing hal-hal bermanfaat yang baru saja terjadi dalam kehidupan kamu, kamu bisa posting sebuah stories. Jika dari sisi bisnis, kamu ingin mengiklankan penawaran dengan batas waktu ya tinggal posting sebuah stories, cukup simpel dan menakjubkan bukan?.

Itu tadi opini dan pembahasan dari fitur stories yang sedan ramai di media sosial. Mungkin kamu mempunyai opini lain?, tulis pendapat kamu pada kolom komentar dibawah ya. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu semuanya, terimakasih!.

Sumber

David James

Hobi nge game di pusat kebugaran, orang santuy yang terjebak di negara barbar

Post navigation