5 Trend Smartphone Android yang Sebenarnya Merupakan Ide Buruk

Persaingan merebutkan pasar smartphone semakin ketat. Apalagi pasar Android dimana selalu ada pesaing di setiap sudut. Karena itulah perusahaan produsen smartphone Android dituntut untuk terus berinovasi. Namun kadang tidak semua hal yang mereka lakukan adalah ide yang bagus. Berikut adalah 5 trend smartphone Android yang sebenarnya adalah ide buruk.

  • Built-in Projector

Secara teori, menambahkan proyektor di smartphone merupakan ide yang bagus. Tapi itu hanya sebatas teori. Galaxy Beam yang dirilis pada MWC 2012 contohnya. Ponsel Samsung dengan proyektor itu memiliki desain tebal, cepat sekali panas, dan daya tahan baterai yang sangat jelek. Contoh lain adalah perusahaan bernama MOVI yang menjual smartphonenya seharga $599. Selama penjualan mereka hanya mendapatkan dua feedback di Amazon.

  • Layar Ganda

Kyocera Echo, ZTE Axon M, LG Double Play, Samsung Double Time, YotaPhone dan YotaPhone 2 merupakan contoh smartphone dengan layar ganda, dan semuanya gagal di pasar. Layar ganda hanya mengurangi daya tahan baterai, mengurangi performa, dan tidak efektif untuk penggunaan sehari-hari.

  • Hilangnya Headphone Jack

iPhone 7 merupakan smartphone yang mengawali trend ini. TAPI Apple punya alasan kenapa mereka melakukan ini, yaitu karena Apple menganggap headphone jack adalah teknologi tua yang menghabiskan ruang. Mending dipasang teknologi Taptic Engine untuk tombol home. Sayangnya, OEM Android mengambil ide ini mentah-mentah. “Oh, Apple gak pakai headphone jack, kita juga harus gak pakai!” Mereka lho gak punya teknologi Taptic Engine, smartphone-smartphone sebelumnya lho juga gak masalah pakai headphone jack, terus kenapa ikut-ikutan Apple? Kalau kata MKBHD apa yang dilakukan para OEM itu “Waste of space”.

  • Notches/Poni

Sejujurnya, saya tidak masalah dengan smartphone berponi. Tapi masalahnya ada pada dagunya. Kalau pakai poni, jangan pakai dagu. Hilang sudah tujuan poni kalau sebuah smartphone masih ada dagunya. Xiaomi Mi Mix dan Sharp Aquos S2 sudah memulai trend smartphone layar penuh dengan sangat apik. Tapi lagi-lagi hanya gara-gara Apple pakai poni, semuanya jadi ikut-ikutan. Mereka cuma meniru poninya aja, tapi teknologi untuk menghilangkan dagu mereka lupakan. Nyontek yang murah aja, giliran yang mahal ditinggal. Kalaupun pakai layar LCD, setidaknya sembunyikan dagu dengan baik melalui proporsi bezel yang seimbang seperti iPhone XR.

  • Tombol Asisten

Sejak Galaxy S8, Samsung smartphone dengan desain yang spektakuler. Tapi, ada satu fitur yang hampir semua orang setuju fitur tersebut tidak berguna: Bixby Button. Bixby itu ibarat seorang teman yang tidak diinginkan. Bocah nggetingi. Enggak sepintar Google Assistant dan tidak terlalu berguna juga di banyak negara, termasuk Indonesia. Apalagi tombol ini susah sekali di remap atau ganti fungsi. Opsi yang diberikan Samsung hanya mematikan Bixby button menjadi tombol tak berguna. Coba bisa diganti jadi shutter camera dan buang Bixby jauh-jauh. Lini Galaxy S akan jadi smartphone dengan desain tercantik yang pernah ada.

Demikianlah trend di dunia Android yang sebenarnya adalah ide buruk. Setiap desain atau fitur harus memiliki tujuan yang jelas. Sekedar beda atau lain dari yang lain tanpa memperhitungkannya matang-matang hanya berakhir menjadi hal konyol. Belum lagi meniru apa yang dilakukan Apple mentah-mentah tanpa melihat tujuannya.

Android memiliki banyak potensi baik dari segi software maupun hardware. Akan sangat sia-sia kalau OEM hanya berkiblat ke Apple tanpa memanfaatkan potensi tersebut. Bagaimana menurutmu? Jangan lupa bagikan pendapatmu disini ya!

Ardan Legenda

Author dan Illustrator yang mencintai teknologi.

Post navigation