Penjualan smartphone di seluruh dunia kembali diprediksi akan anjlok, akibat wabah COVID-19 atau virus corona. Qualcomm merilis laporan penghasilan kuartal kedua tahun fiskal 2020, dan memprediksi hal tersebut.
Qualcomm menyebut pandemi COVID-10 sangat berdampak pada industri smartphone. Qualcomm memprediksi, akan ada penurunan permintaan ponsel di kuartal kedua mencapai 21%, dibandingkan secara year-on-year.
Baca juga:
- Wabah Corona, Pengapalan Smartphone Catat Rekor Buruk
- Virus Corona Bikin Seret Penjualan Ponsel di Tiongkok
Menurut Qualcomm, penurunan ini terutama akan akan didorong dari Tiongkok. Namun, Qualcomm memperkirakan hal tersebut masih bisa terus terjadi hingga bulan Juni, terlebih pandemi ini telah hampir melumpuhkan kegiatan ekonomi di negara-negara diluar Tiongkok.
Qualcomm juga memprediksi di kuartal ketiga 2020, pengapalan smartphone bisa anjlok hingga 30%. Hal ini terjadi karena melambatnya laju ekonomi di sejumlah negara, terlebih banyak prediksi yang memperkirakan pandemi mulai mereda sekitar kuartal ketiga 2020.
“Mengingat ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, termasuk waktu dan laju pemulihan ekonomi, pedoman kami untuk kuartal ketiga tahun fiskal 2020 didasarkan pada asumsi perencanaan bahwa akan ada pengurangan sekitar 30% dalam pengiriman handset dibandingkan dengan ekspektasi kami sebelumnya,” kata Qualcomm dalam rilisnya.
Qualcomm yang juga merupakan salah satu pabrikan modem terbesar di dunia turut memprediksi akan ada 129 juta unit chip modem yang berhasil terjual di kuartal kedua 2020, dengan rentang 125 juta hingga 145 juta unit.
Meski dibayang-bayangi kelesuan industri smartphone, tapi Qualcomm akan panen besar dari 5G. Qualcomm memprediksi akan ada sebanyak 175 juta hingga 225 juta unit smartphone 5G yang berhasil dikapalkan pada tahun 2020 ini.
Dalam laporan tersebut, Qualcomm memperkirakan dapat meraih pendapatan sebesar 5.2 milyar Dollar AS.
via CNBC, Android Central