Kabar tak mengenakkan datang dari YouTube yang sedang dituntut oleh saingan mereka yaitu Rumble. Pihak Rumble sendiri mengatakan bahwa mereka telah kehilangan potensial pemasukan sebesar $2 miliar karena Google selaku developer YouTube melakukan dugaan praktek kecurangan atas hasil penelusuran video.
Baca Juga:
- Awas!, Dengan Yelp Tidak Patuh Protokol Kesehatan Bisa Dilaporkan
- Line Memperkenalkan Fitur Terbaru Vary Good Boy
Ya, bisa dibilang berkat dominasi dari Google dalam algoritma bisnis pencarian dan kontrolnya atas Android yang notabene adalah OS paling populer saat ini memberikan pengaruh yang luar biasa. Bisa jadi, karena pengaruh dominasi seperti inilah menjadi alasan mengapa platform video sharing seperti Rumble tidak mendapatkan spotlight yang cukup.
Pengaruh dominasi seperti ini yang membuat banyak perusahaan kecil mengajukan sebuah tuduhan dan tuntutan terkait praktek anti-persaingan. Seperti yang dilansir dari website berpengaruh yaitu Wall Street Journal, pihak Rumble mengklaim, bahwa Google mencurangi algoritma penelusurannya secara tidak adil untuk mendukung YouTube daripada para pesaingnya.
Awal Permasalahan Rumble vs YouTube
Via 9to5Google
Awal permasalahan ini muncul karena ditemukannya sebuah investigasi yang dilakukan Wall Street Journal perihal hal tersebut. Di dalam penyelidikan tersebut menemukan bahwa video versi YouTube secara signifikan menonjol dalam penelusuran, dan tentunya ini menghasilkan lonjakan penonton bagi YouTube. Bahkan hal ini diperparah meskipun ada video yang diluar YouTube menghasilkan penayangan yang lebih banyak dari YouTube, Google tidak merekomendasikan video tersebut.
Para pesaing tersebut juga mempermasalahkan diinstallnya aplikasi YouTube secara default di setiap perangkat yang didukung oleh Android, dan telah merugikan situs platform video sharing seperti Rumble yang menyebabkan kehilangan penonton dan tentunya pendapatan iklan pun berkurang secara signifikan.
Karena monopoli yang dilakukan oleh Google perihal YouTube melalui perilaku anti persaingan inilah yang membuat Rumble terpaksa mensidikasikan kontennya ke YouTube. Sejak tahun 2014 konten yang dikeluarkan Rumble tersebut memperoleh jumlah total 9,3 miliar tampilan dan pendapatan iklan sebesar $4,3 juta, angka ini sebenarnya bisa didapat oleh Rumble di website pribadinya jika Google tidak memboosting YouTube di penelusurannya.
Rumble sendiri telah menghitung-hitung kerugian yang dihasilkan karena hal ini, dengan adanya potensi kehilangan viewer dan pendapatan iklan mereka menghitung kehilangan $2 miliar.
Tuntutan-Tuntutan Lainnya
via CNN
Permasalahan ini juga menimpa anak usaha Google yaitu Alphabet dengan dugaan serupa tetapi dari sumber lain. US Department of Justice (Kejaksaan Tinggi Amerika) serta sekitar 40 pengacara negara saat ini sedang menyelidiki perusahaan tersebut atas tuduhan antimonopoli.
Sementara di negara lain lebih tepatnya China dan India, juga sedang dalam proses penyelidikan. Ini semakin membuat Google untuk berhati-hati dalam melakukan praktek antimonopoli ini, karena sebelumnya di Uni Eropa mereka telah resmi dikenakan denda selama bertahun-tahun.
Lantas bagaimana tanggapan kamu tentang Google ini?. Tulis pendapat kamu pada kolom komentar dibawah ini ya, semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu semuanya ya, terima kasih!.