Kabar terbaru datang dari WhatsApp yang baru-baru ini sedang mengkampanyekan komitmennya untuk menjaga privasi para usernya. Ya, WhatsApp sudah membagikan kampanyenya itu mulai dari story WhatsApp, iklan di Instagram, hingga ads di YouTube. Mereka mengatakan bahwa privasi para pengguna masih menjadi prioritas utama bagi WhatsApp.
Baca Juga:
- Instagram Mendesain Ulang Tampilan Story untuk Versi Desktop
- 5 Aplikasi Rekomendasi Untuk Mengisi Akhir Pekan Kamu
WhatsApp Sedang Merayu Para Usernya Untuk Kembali
Seperti yang dilaporkan The Verge, WhatsApp memposting sebuah pesan stories di akun resmi WhatsApp mereka yang menyambung ke halaman privasi mereka. Pesan ini sudah dikirimkan hampir ke seluruh pengguna WhatsApp secara global, dan akan hilang setelah lewat 24 jam.
Sudah jelas bahwa hal ini adalah langkah WhatsApp untuk merayu kembali para user lamanya kembali ke platformnya. Meskipun hingga sekarang, WhatsApp masih bertengger sebagai aplikasi paling populer di Google Play Store, tetapi melihat migrasi besar-besaran para penggunanya ke platform lain, jelas kerugian yang sangat masif di dapatkan oleh WhatsApp.
Segala cara dilakukan oleh WhatsApp, mulai dari menunda pemberlakuan kebijakan yang kontroversial tersebut, mengenalkan fitur-fitur baru, iklan-iklan di semua platform seperti Instagram dan YouTube, hingga yang terakhir membuat status yang menghubungkan langsung ke halaman kebijakan privasi mereka.
Melihat efeknya, sepertinya sangat susah untuk WhatsApp mengembalikan pengguna yang sudah pindah tersebut, terbukti Signal dan Telegram membuat sebuah terobosan-terobosan baru yang membuat platformnya lebih baik daripada WhatsApp. Lihat saja statistik Signal yang awalnya sekitar 2-5 juta download-an melonjak hingga 10 juta, sedangkan Telegram mencatat 100 juta user baru selama bulan Januari kemarin. Pastinya mereka tidak akan menyia-nyiakan momen emas ini.
Pangkal Permasalahan dari Facebook?
Banyak orang menyangka sumber permasalahan ini adalah dari Facebook, dan jika kita melihat lagi perubahan kebijakan privasi tersebut, memang Facebook mempunyai andil yang sangat besar atas kekacauan ini. Bahkan, mereka mengancam akan membuat akun WhatsApp akan di suspended atau dihapus jika tidak setuju membagikan data dengan Facebook.
Jauh beberapa hari sebelumnya Facebook memang membuat kebijakan kontroversial yang lainnya, seperti merger Messenger dengan Direct Message Instagram. Hal inipun sangat disesalkan oleh pengguna Instagram, karena ikon Direct Message tersebut sudah kadung ikonik bagi mereka. Memang mengecewakan, tetapi user Instagram masih tetap setia dengan platform mereka.
Mungkin, melihat keberhasilan merger tersebut, Facebook percaya diri dengan memberikan kebijakan baru untuk WhatsApp dengan embel-embel sebuah ancaman. Ternyata hal tersebut malah menjadi sebuah bumerang, berbeda dengan Instagram yang saat itu belum mempunyai kompetitor yang kuat, sedangkan WhatsApp mempunyai kompetitor yang kuat seperti Signal dan Telegram hal ini benar-benar dimanfaatkan mereka untuk menyerap sebanyak-banyaknya user yang kecewa terhadap WhatsApp.
via Geek Culture
Melihat respon negatif tersebut, maka WhatsApp memberikan penundaan pelaksanan kebijakan dari bulan Februari menjadi bulan Mei, dan ditambah dengan berbagai klarifikasi tambahan. Meskipun mereka mengatakan bahwa mereka tetap menjaga sebuah privasi, tetapi ada sebuah temuan yang mengatakan bahwa Facebook dan layanan pihak ketiga tetap bisa mengakses informasi seperti alamat IP, nomor telepon, dan informasi perangkat smartphone.
Jadi, para user tersebut masih menunggu apakah ada perubahan yang akan dilakukan kebijakan privasi tersebut. Ada sekitar 3 bulan bagi mereka untuk mengganti hal tersebut, jika memang tidak ada perubahan, jelas akan ada migrasi gelombang kedua dan ada kemungkinan akan jauh lebih besar dari gelombang pertama.
Oke itu tadi opini yang bisa aku sampaikan seputar WhatsApp ini, semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu semuanya ya. Jika kamu ada saran tentang aplikasi dan game yang ingin dibahas, kamu bisa berkomentar pada kolom dibawah ya, terima kasih!.