Pasar smartphone di Indonesia saat ini begitu diramaikan oleh berbagai pabrikan smartphone. Lalu siapa kah yang menjadi jawaranya? Lembaga riset IDC kembali mempublikasikan hasil riset mereka dan ini dia!
Dalam hasil riset pangsa pasar atau market share smartphone di Indonesia pada kuartal kedua 2019 ini, 5 besar merek smartphone ini hampir semuanya dikuasai oleh merek Tiongkok.
Baca Juga:
- Berturut-turut, Penjualan Smartphone Turun di Kuartal Kedua 2019
- Canalys: Oppo Salip Samsung jadi Merek Smartphone No 1 di Indonesia
- Riset Counterpoint: Samsung Masih Nomor 1 di Indonesia, Xiaomi No 2
Posisi pemimpin pasar atau market leader smartphone di Indonesia masih dipegang oleh Samsung. IDC mencatat, Samsung mempunyai pangsa pasar sebesar 26,9%. Penjualan smartphone Samsung yang masih tinggi ini karena dibantu oleh smartphone seri Galaxy A yang mengisi segmen midrange (USD 200-400) dan high-end (USD 400-600).
Analis IDC Indonesia Risky Febrian mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat smartphone Samsung masih diminati di Indonesia yakni spesifikasi, fitur, dan rentang harga yang lebih kompetitif dibanding kompetitor.
Sementara itu, di posisi kedua diraih oleh Oppo. Merek asal Tiongkok ini mendapatkan market share sebesar 21,5 persen. Oppo sukses menggenggam pasar low-end (USD 100-200) dengan saluran penjualan offline yang tersebar, dan dibantu oleh datangnya smartphone Oppo A1k.
Di posisi ketiga, diduduki oleh Vivo yang berhasil mendapatkan market share sebesar 17%. Penjualan Vivo didorong oleh pemasaran yang agresif secara online ataupun offline yang membuat tingginya permintaan smartphone kelas menengah (USD 200-400) seperti Vivo V15.
Kemudian di tempat keempat ada Xiaomi yang mempunyai pangsa pasar sebesar 16,8%. Penjualan Xiaomi di Indonesia didorong oleh smartphone murah seperti Redmi Go yang berhasil menggoyang pasar smartphone merek lokal seperti Advan dan Evercoss.
Di posisi kelima diraih oleh merek smartphone baru, yakni Realme. Realme menggantikan posisi Advan dengan pangsa pasar sebesar 6,1%. Realme diminati di Indonesia dengan strategi yang agresif pada portofolio smartphone mereka.
“Selain spesifikasi dan desain fisiknya yang kompetitif, Realme menerapkan inisiatif pengendalian harga yang ketat. Hal ini memberikan keunggulan dibandingkan pesainnya dalam kisaran harga yang sama,” tulis IDC.
Dengan demikian, Advan harus tergusur dan tak lagi masuk dalam lima besar smartphone di Indonesia. Menurut IDC, pasar smartphone merek lokal digerus oleh kedatangan smartphone merek luar yang ‘membombardir’ dengan smartphone murahnya.
“Realme menggantikan posisi Advan di peringkat kelima. Tekanan kompetisi yang tinggi di segmen ultra low-end (di bawah USD 100) terutama dari Xiaomi dan Samsung, menyebabkan performa merek lokal terus menurun,” lanjutnya.
Apa komentar kamu?
via detikcom