Huawei Diprediksi Bernasib Mirip Nokia dan BlackBerry

via Newsvoice

Posisi Huawei kian terjepit akibat sanksi dari Amerika Serikat. Bisnis smartphone menjadi salah satu yang paling terpukul. Bahkan Huawei diprediksi bernasib mirip dengan Nokia dan BlackBerry.

Riset yang dilakukan Digitimes menyebut, pasar smartphone global hingga lima tahun kedepan akan kian bergairah meskipun saat ini pandemi Covid-19 mengobrak-abrik pasar smartphone. Alasannya karena teknologi 5G.

Baca juga:

Ketersediaan jaringan 5G akan terus berkembang di berbagai negara, dan seiring dengan ketersediaan tersebut terjadi permintaan smartphone 5G yang meningkat pula. Konsumen akan mengganti smartphone yang masih berjaringan 4G LTE ke 5G.

Smartphone entry-level 5G ataupun 4G di pasar negara berkembang akan mengendalikan pengapalan smartphone dunia. Diperkirakan, akan ada sebanyak 1.5 milyar unit di 2023 dan 1.7 milyar unit di 2025.

Tapi, pesta smartphone 5G ini sepertinya akan tidak dinikmati Huawei yang saat ini terancam kesulitan membuat smartphone 5G baru. Pada 2021 mendatang, posisi Huawei sebagai brand smartphone dengan penjualan terbanyak di dunia diprediksi melorot hingga posisi ketujuh.

Riset Digitimes ini mengatakan, Samsung masih memimpin penjualan smartphone dunia. Sedangkan Apple membuntutinya pada posisi kedua. Di tempat ketiga, keempat, dan kelima masing-masing diduduki Oppo, Vivo, dan Xiaomi.

Huawei diprediksi akan kalah dengan smartphone dari brand kelas entry-level seperti Tecno, Itel, dan Infinix yang diprediksi akan menempati posisi keenam. Padahal belakangan ini, Huawei selalu berada di posisi ketiga sebagai brand smartphone dengan penjualan terbanyak.

Prediksi terjun bebasnya Huawei bukan tanpa sebab. Penyebabnya bukan karena kalah inovasi seperti yang dialami Nokia ataupun BlackBerry sekitar 10 tahun silam.

Penyebabnya adalah Amerika Serikat yang melarang perusahaan yang ada di AS ataupun di luar AS yang memiliki teknologi atau basis produksinya di AS, untuk melakukan hubungan dagang dengan Huawei.

Imbasnya, komponen smartphone ke Huawei terancam. Chipset Kirin dari Huawei saat ini juga terancam tak lagi bisa diproduksi lagi. Begitu pula dengan komponen smartphone lain seperti kamera, RAM, dan memori. Hal inilah yang memantik kejatuhan smartphone Huawei.

Namun, AS dapat memberi izin jika perusahaan tersebut mengajukan lisensi ke pemerintah AS. Belakangan diketahui Sony mengajukan lisensi tersebut untuk dapat memasok kamera, dan Kioxia (anak usaha Toshiba) juga mengajukan agar dapat memasok memori.

Menariknya, kompetitor utamanya, Samsung juga membantu Huawei dengan mengajukan izin lisensi.

via Digitimes, Gizchina

Indra Krisnadi

Televisi dan Gadget. Mau tanya-tanya atau ngobrol? Cukup follow Twitter atau LINE @indrakrisnadi.

Post navigation