Sudah bukan rahasia umum lagi jika Google selalu menjadi perusahaan yang suka bereksperimen dan memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk berinovasi lebih jauh, dan bahkan terkadang inovasi ini tidak terkait dengan produk inti dari perusahaan. Terbaru ini, mereka “menghidupkan” kembali Google Labs dengan re-branding yang baru.
Baca Juga:
- Google Berpotensi Kehilangan $ 9 Miliar Akibat Permasalahan Antitrust di Uni Eropa!
- Fingerprint Pixel 6 Terasa Lambat? Google Berikan Penjelasan
Google Labs Hidup Kembali, Tetapi Dibawah Pengawasan Alphabet
Seperti yang dilansir TechCrunch, beberapa tim di Google telah direskstrukturisasi menjadi tim Google Labs yang baru, ini merupakan proyek yang tepat sejalan dengan Google TV, YouTube Music, Google Home, dan lainnya.
Jika kamu pengguna internet di tahun 2000-an mungkin kamu akan familier dengan Google Labs. Ya, Google Labs versi lama adalah inkubator terbuka yang digunakan Google untuk mempromosikan dan mendemonstrasikan proyek baru. Google Labs ini aktif mulai dari tahun 2002 hingga tahun 2011. Beberapa produk sukses dari Google Labs ini termasuk Gmail, Google Kalender, Google Maps, Alerts, Google Lens, serta layanan yang sudah dihentikan yaitu Google Reader.
Secara bersamaan, Google Labs juga “hidup” dalam pengaturan di banyak produk Google, serta menawarkan kepada pengguna pilihan fitur beta yang layak untuk dicoba. Mengingat signifikasi historis dari nama tersebut, divisi Google yang baru memiliki beberapa langkah besar yang harus diisi.
Kali ini Labs, tidak seharusnya menjadi sebuah public brand, tetapi dimaksudkan untuk tetap menjadi tim internal seperti sebelumnnya. Reorganisasi menempatkan Clay Bavor menjadi pimpinan divisi serta Google Labs yang baru ini akan dibawah Alphabet, Clay sebelumnya menempati Vice President Google yang mengawasi proyek virtual dan bisnis Augmented Reality, tidak hanya itu dia juga dipercayakan beberapa proyek penting seperti Starline. Sepertinya ini menjadi sebuah tanda-tanda bahwa Google Labs akan membuat proyek yang berdasarkan teknologi VR dan AR di masa mendatang.
Mungkin alasan utama Google melirik hal ini dikarenakan banyak bisnis yang bergerak ke arah “metaverse” versi mereka sendiri, ini merupakan istilah buatan buzz yang menggambarkan berbagai teknologi baru seperti VR, AR, dan internet super cepat yang memungkinkan orang hidup di virtual universe, dan Google pun sepertinya tidak ingin ketinggalan dalam mengembangkan hal itu.
Sejauh ini, Google belum membuat pengumuman ke publik mengenai reorganisasi dan re-branding dari Google Maps ini, akan tetapi setelah mengikuti laporan serta liputan dari TechCrunch yang berdasarkan memo internal di Google, sangat besar kemungkinan bahwa hal ini adalah fakta, dan tinggal menunggu waktu saja Google mengonfirmasinya.
Oke, itu tadi berita teknologi seputar kebijakan terbaru dari Google, semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu semuanya ya. Jika kamu ada saran tentang aplikasi dan game yang ingin dibahas, kamu bisa berkomentar pada kolom dibawah ini ya, terima kasih!.