Pelarangan Amerika Serikat bagi perusahaan di AS untuk mensuplai software dan hardware ke Huawei berdampak pada bisnis smartphone mereka. Namun Huawei masih bisa sedikit bernafas lega karena ada AS menunda pemberlakuan aturan ini.
Departemen Perdagangan Amerika Serikat memutuskan untuk tidak memberlakukan aturan blacklist Huawei saat aturan ditanda tangani, melainkan 90 hari kedepan atau artinya para perusahaan AS seperti Google, Corning, ataupun Qualcomm masih bisa bekerjasama dengan Huawei hingga 19 Agustus.
Google pun merespon kebijakan ini. Pihaknya akan menyediakan update software dan patch keamanan bagi smartphone Huawei hingga batas akhir 19 Agustus tersebut.
Baca Juga:
- Google Cabut Lisensi Android dari Huawei
- Efek Domino Ban Huawei — Mate 20 Pro Keluar dari Program Android Q Beta
“Menjaga ponsel tetap mutakhir dan aman adalah demi kepentingan semua orang dan lisensi sementara ini memungkinkan kami untuk terus menyediakan update software dan patch keamanan untuk model (ponsel) saat ini hingga 90 hari kedepan,” ujar salah satu juru bicara Google.
Selain itu, Google masih mengizinkan Huawei untuk menggunakan sistem operasi Android yang dilengkapi dengan aplikasi-aplikasi dan layanan Google pada smartphone buatan Huawei, termasuk Honor yang merupakan sub-brand Huawei.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya Google akan menghentikan kerjasama dengan Huawei setelah AS memasukan Huawei dalam daftar hitam perdagangan. Hal ini membuat Huawei tak lagi bisa menggunakan sistem operasi Android yang didalamnya terdapat layanan dan aplikasi Google seperti Gmail, Google Maps, Google Search, hingga Google Play Store.
Namun Google mengatakan Huawei tetap bisa memakai Android, asalkan menggunakan versi open source alias Android Open Source Project (AOSP).
Departemen Perdagangan Amerika Serikat memasukan Huawei dan 68 perusahaan afiliasi Huawei dalam daftar hitam yang disebut “Entity List” yang membuat Huawei tidak boleh membeli komponen ataupun suku cadang dari perusahaan Amerika Serikat tanpa persetujuan pemerintah AS.
via CNBC