Sanksi perdagangan Amerika Serikat ke Huawei sedianya akan diberlakukan mulai Agustus ini. Tapi kini Pemerintah AS menunda pemberlakukan ini. Huawei masih bisa bernafas lega berbisnis di Amerika Serikat.
Penundaan ini telah dilakukan sejak hari Selasa yang lalu dan diumumkan oleh Sekretaris Departemen Perdagangan AS, Wilbur Ross. Penundaan ini akan dilakukan hingga 90 hari kedepan, atau akan berakhir di bulan November.
Penundaan diberikan kepada Huawei karena “untuk memberi waktu yang diperlukan konsumen di seluruh Amerika untuk beralih dari peralatan Huawei, mengingat keamanan nasional yang terus-menerus dan ancaman kebijakan luar negeri.”
“Saat kami terus mendesak konsumen untuk beralih dari produk Huawei, kami menyadari bahwa lebih banyak waktu diperlukan untuk mencegah gangguan apapun,” kata Ross.
Baca Juga:
- Bukan Hongmeng! Huawei Luncurkan OS Buatan Sendiri, Harmony OS
- Ingin Pakai Android Lagi, Huawei Tunggu Jawaban Resmi Pemerintah AS
- Huawei Belum Tentu Kembali ke Ekosistem Android!
Sementara itu menanggapi penundaan ini, Huawei tetap kukuh bahwa pihaknya tak bersalah sama sekali dan merasa tidak ada keadilan.
“Tidak mengubah fakta bahwa Huawei diperlakukan tidak adil. Keputusan hari ini tidak memiliki dampak besar bagi bisnis Huawei,” ujar Huawei.
Tapi apakah pada November nanti status Huawei dan perusahaan afiliasinya yang masuk dalam daftar entity list ini bakal dicabut atau tidak, dikatakan Ross, tergantung pertimbangan dari Presiden AS Donald Trump.
Tapi apakah pada November nanti status Huawei dan perusahaan afiliasinya yang masuk dalam daftar entity list ini bakal dicabut atau tidak, dikatakan Ross, tergantung pertimbangan dari Presiden AS Donald Trump.
“Semua orang punya banyak pemberitahuan tentang itu, ada banyak diskusi dengan presiden,” tambahnya.
Penundaan ini bisa membuat Huawei bisa bernafas lebih panjang di Amerika Serikat. Selain masih bisa menjual smartphone dan perangkat komunikasi, Huawei juga dapat mendapatkan pasokan komponen software dari Google serta hardware dari beberapa produsen chip seperti Qualcomm, Intel, ataupun Micron Technology.
Perusahaan semikonduktor seperti Qualcomm dan Intel sebenarnya telah melobi pemerintah AS untuk memberlakukan produk non-sensitif kepada produk chip, sehingga mereka dapat menjualnya ke Huawei tanpa memerlukan lisensi atau izin khusus ke pemerintah. Ross mengatakan, sudah ada 50 permintaan lisensi yang diterima.
Huawei dan 46 perusahaan afiliasinya masuk dalam daftar hitam entity list sejak Mei lalu. Dengan demikian, Huawei tak bisa berbisnis lagi dengan semua perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat, termasuk Google, Qualcomm, hingga Corning.
Pembelian komponen oleh Huawei ke perusahaan AS seperti ke Qualcomm, Intel, dan Micron Technology terbilang besar, mencapai 11 juta dollar AS dari total belanja komponen yang mencapai 70 juta dollar AS pada tahun 2018.
via Reuters