Wabah wirus corona yang terjadi di Tiongkok tidak hanya berdampak pada produksi dan juga ketersediaan sparepart serta aksesoris ponsel. Tapi juga turut berdampak pada penjualan ponsel di negeri tirai bambu tersebut.
Firma riset Counterpoint menyebut penjualan ponsel di Tiongkok pada kuartal pertama 2020 diprediksi anjlok lebih dari 30% karena virus corona. Counterpoint memprediksi ada 63 juta smartphone yang berhasil dikapalkan di Januari hingga Maret 2020, turun dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 90 juta unit.
Baca juga:
- Khawatir Virus Corona, GSMA Akhirnya Batalkan MWC 2020
- Virus Corona Ganggu Pengiriman Aksesoris Galaxy S20
Selain itu Counterpoint juga memperkirakan terdapat penurunan penjualan smartphone secara offline mencapai 50% secara Year over Year (YoY). Penurunan ini tidak hanya terjadi karena virus corona, namun juga disebabkan libur Tahun Baru Imlek yang diperpanjang hingga 10 Februari.
Dari total penjualan smartphone di Tiongkok, Huawei masih mendominasi pasar smartphone dengan menggenggam lebih dari 60% total penjualan. Sementara itu Oppo dan Vivo cukup merasakan dampaknya karena channel offline menopang penjualannya.
Sedangkan penjualan dari merek lain seperti Xiaomi, OnePlus, dan Realme tidak begitu terkena imbas virus corona. Hal ini karena penjualan mereka terkonsentrasi di channel online dan berfokus di luar negeri.
Tak hanya berimbas pada merek smartphone dari Tiongkok saja, virus corona ini juga diperkirakan mengganggu Apple. Apple diperkirakan mengalami kerugian penjualan iPhone sebanyak 1 juta unit gara-gara terpaksa harus menutup tokonya di Tiongkok hingga 15 Februari.
Selain itu pengembangan iPhone terbaru juga akan terampak karena tenaga ahli dari AS dan Taiwan yang tak bisa berangkat ke Tiongkok akibat penutupan jalur penerbangan. Begitupula dengan kurangnya karyawan Foxconn di Zhengzheu untuk produksi smartphone iPhone SE2.
Sementara itu, Counterpoint juga memperkirakan penjualan smartphone di seluruh dunia turun 5% di kuartal pertama 2020.
Hingga kini virus corona COVID-19 telah menginfeksi sekitar 73 ribu orang di seluruh dunia, yang mana mayoritas berada di Tiongkok daratan. Tercatat sudah ada sebanyak 1.873 orang yang meninggal dunia akibat virus ini.
via Counterpoint, GSMArena