Huawei yang mendapat cobaan bertubi-tubi mulai berimbas pada bisnis smartphone mereka saat ini. Dilaporkan jumlah peminat pembeli smartphone Huawei turun drastis dibanding sebelum pelarangan dari Amerika Serikat.
Situs komparasi produk PriceSpy, yang mencatatkan jumlah kunjungan mencapai 14 juta setiap bulannya ini melansir data jumlah klik pada smartphone Huawei. Hasilnya jumlah klik tersebut menurun.
Baca Juga:
- Ikut Bersimpati, Restoran di Malaysia Ini Beri Diskon Khusus Pengguna Huawei
- Ponsel Huawei Terancam Tak Punya Slot Memori microSD, WiFi, hingga RAM
- HongMeng OS Milik Huawei Segera Diperkenalkan?
“Selama empat hari terakhir ini, popularitas perangkat Huawei merosot. (Kami) menerima hampir sebanyak setengah jumlah klik yang mereka lakukan minggu lalu di Inggris dan 26% lebih sedikit di tingkat global,” kata Country Manager PriceSpy untuk Inggris dan Irlandia, Vanessa Katsapa.
Ia menambahkan peminat smartphone Huawei ini justru mengalihkan keinginannya ke Samsung yang jumlah kliknya naik 13% setelah masalah Huawei ini. Brand asal Tiongkok lain, Xiaomi juga naik bahkan jumlah kliknya lebih tinggi dari Samsung yakni mencapai 19%.
PriceSpy mengungkap Samsung menjadi merek perangkat smartphone yang paling populer, kemudian diikuti dengan Apple, dan Huawei.
“Masih harus dilihat apakah (sanksi perdagangan AS ke Huawei) ini akan berdampak jangka panjang ke Huawei, namun indikator awal menunjukan produsen besar berjuang untuk kembali pulih di luar Tiongkok,” tambahnya.
Seperti yang kita ketahui, Amerika Serikat melarang seluruh perusahaan di Amerika Serikat untuk menyediakan komponen software dan hardware ke Huawei sebagai imbas perang dagang AS dengan Tiongkok. Sanksi ini membuat Huawei kian terhimpit khususnya di bisnis smartphone.
Setelah Google hingga ARM memutus kerjasama dengan Huawei, smartphone Huawei terbaru nantinya terancam tak memiliki Wi-Fi, kartu memori microSD, hingga RAM karena lembaga standarisasi mereka juga ikut menghentikan kerjasama dengan Huawei. Panasonic juga menghentikan kerjasama dengan Huawei.
via Reuters